25 Apr 2014

Menjadi Jobseeker Istimewa Saat Wawancara Kerja

Menjadi Jobseeker Istimewa Saat Wawancara Kerja

Wawancara adalah salah satu dari rangkaian tes kerja yang akan dialami oleh hampir seluruh jobseeker.   
Para jobseeker berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara pesaingnya. Ingin menjadi jobseeker yang tampak istimewa dibanding kandidat lainnya? Simak tip dari psikolog ECC UGM, Rudi Widiyanto, M.Psi, berikut ini yuk!

1. Persiapan

Penampilan adalah hal pertama yang akan dilihat oleh pewawancara ketika Anda memasuki ruangan wawancara. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.


a. Badan Segar
Ketika masuk ruang wawancara, sebaiknya Anda berada dalam keadaan yang segar. “Terutama untuk wawancara pada siang hari, pakaian jangan kusut dan harus rapi,” pungkas Rudi.

b. Wajah Bersih
Lebih lanjut, Rudi menyarankan bagi para wanita untuk merapikan make up –nya. Sedangkan untuk para lelaki, diusakan untuk tidak berkeringat. “Saat wawancara sebaiknya sediakan tisu dan sapu tangan,” tambah Rudi.

2. Gesture Tubuh

Selain kata-kata, posisi dan perilaku tubuh juga menjadi aspek penilaian.

a. Kontak mata
“Yang paling kelihatan adalah tatapan mata. Usahakan melakukan kontak mata dengan pewawancara dan tidak melihat ke atas dan ke bawah,” tandas Rudi. Lalu, jika wawancara dilakukan oleh banyak pewawancara, lihatlah ke mata sang penanya ketika salah satu bertanya. Lalu saat menjawab, barulah Anda melihat ke seluruh penanya.

b. Posisi Tangan
Rudi berpendapat agar lebih baik posisi tangan memegang lutut untuk menghindari gugup. “Karena jika ada meja dan tangan Anda di atas meja, saat Anda gugup, Anda bisa saja menggeser-geser taplak meja,” ungkap Rudi.

c. Duduk Tegak
Saat wawancara, duduk Anda harus tegak dan tidak bungkuk, tetapi tetap pada posisi nyaman.

3. Frequently Ask Question

Walau wawancara terdiri dari beberapa jenis seperti wawancara HRD dan wawancara user, ada beberapa pertanyaan yang umumnya ditanyakan. Berikut panduannya:

a. Perkenalan Diri
Jika ditanya siapakah diri Anda, Rudi memberikan contoh jawabah seperti ini:
Nama saya … (isi nama Anda). Saya adalah sarjana ….. (sebutkan jurusan, tidak usah institusi) yang memiliki pengalaman/konsentrasi/tertarik di … (dapat disesuaikan dengan posisi/perusahaan yang ingin Anda lamar). Selama kuliah saya mengikuti … (sebutkan dua/tiga organisasi/komunitas yang Anda ikuti). Saya berasal dari … (sebutkan asal Anda serta hal-hal pribadi lain seperti asal universitas, domisili saat ini, dan lain lain).

Mengapa hanya menyebutkan jurusan saja saat awal penjelasan? Menurut Rudi, hal tersebut bertujuan agar Anda percaya diri pada kemampuan sendiri, bukan pada universitas. “Lalu mengapa minat dan kegiatan disebutkan di awal, agar perusahaan tertarik dengan Anda karena Anda sudah tahu apa yang Anda mau,” tandas Rudi.

b. Mengapa Anda melamar ke perusahaan kami?
Jika ditanya hal seperti ini, ceritakanlah kehebatan perusahaan tersebut. “Karenanya, Anda harus tahu terlebih dahulu seluk-beluk perusahaan yang akan Anda lamar,” timpal Rudi.

c. Mengapa kami harus menerima Anda?
Untuk pertanyaan seperti ini, giliran Anda untuk menyebutkan kelebihan diri Anda.

d. Ajukan Pertanyaan
“Anda berhak bertanya mengenai perusahaan dengan diawali, 'Permisi, saya boleh bertanya'?” ucap Rudi. Ketika Anda bertanya, Anda memiliki nilai lebih karena Anda ingin tahu lebih banyak mengenai perusahaan. Pertanyaan tersebut dapat berupa jenjang karir, terkait dengan pindah cabang, atau fasilitas yang didapat seperti mess dan tunjangan kesehatan.

“Tapi harus hati-hati ketika bertanya gaji. Jika BUMN, gajinya memang sudah pasti. Namun jika Anda bertanya pada perusahaan swasta, biasanya Anda akan ditanya kembali ingin gaji berapa,” ucap Rudi. Karenanya, kalau ingin bertanya gaji, Anda harus cari tahu lebih dulu berapa standar gaji di perusahaan tersebut. “Atau tidak usah ditanyakan karena jika Anda diterima akan ada negosiasi gaji,” kata Rudi.

Setelah itu, ketika Anda sudah berada pada sesi terakhir wawancara, jangan lupa ucapkan terima kasih kepada pewawanara. “Anda bisa mengucapkan seperti ini: 'Terima kasih banyak, Pak, Bu, semoga kita bisa bertemu lagi di tahap berikutnya',” tutup Rudi.

Bagaimana, sudah siapkah Anda menjadi jobseeker yang istimewa di antara kandidat lainnya? Semoga tip dari kami bisa membantu, ya.  

**CAREERNEWS